Cuaca buruk disertai petir bisa picu migrain
Sabtu, 26 Januari 2013
0
komentar
Makanan, cahaya, dan stres biasanya adalah penyebab umum dari sakit
kepala. Namun penelitian menunjukkan bahwa cuaca buruk juga bisa
menyebabkan sakit kepala serta migrain.
Dr Vincent Martin, seorang ahli kesehatan di University of Cincinnati Heath Center yang telah menangani banyak pasien dengan keluhan sakit kepala menemukan bahwa kebanyakan orang mengalami sakit kepala ketika cuaca buruk, dan ketika ada halilintar.
Dr Vincent dan anaknya, Geoffrey Martin, seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir di University of Chincinnati kemudian melakukan penelitian. Mereka mengamati 90 orang dengan sejarah migrain dan meminta mereka menulis jurnal selama tiga sampai enam bulan. Dalam jurnal tersebut, pasien menulis gejala sakit kepala termasuk tingkat rasa sakit, sensitivitas terhadap suara dan cahaya, serta lama rasa sakit.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa sekitar 31 persen orang mengalami sakit kepala ketika ada suara petir disertai kilat, sementara 28 persen orang mengalami migrain di kondisi yang serupa.
"Kami sangat senang dengan hasil yang didapatkan, karena ini juga penelitian pertama yang mengamati ini. Sebelumnya tak ada yang menemukan bahwa petir dan halilintar bisa menyebabkan migrain," jelas Martin, seperti dilansir oleh NBC News (24/01).
Meski begitu, duo Martin ini masih belum yakin mengenai alasan mengapa petir bisa menyebabkan sakit kepala. Kemungkinan, petir yang muncul memproduksi ozon ekstra yang kemudian bisa mempengaruhi orang yang memiliki sakit kepala.
Selain itu, pemicunya bisa juga karena petir membawa gelombang elektromagnetik yang bisa mengubah ion udara dan mempengaruhi pasien.
Sumber: merdeka.com
Dr Vincent Martin, seorang ahli kesehatan di University of Cincinnati Heath Center yang telah menangani banyak pasien dengan keluhan sakit kepala menemukan bahwa kebanyakan orang mengalami sakit kepala ketika cuaca buruk, dan ketika ada halilintar.
Dr Vincent dan anaknya, Geoffrey Martin, seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir di University of Chincinnati kemudian melakukan penelitian. Mereka mengamati 90 orang dengan sejarah migrain dan meminta mereka menulis jurnal selama tiga sampai enam bulan. Dalam jurnal tersebut, pasien menulis gejala sakit kepala termasuk tingkat rasa sakit, sensitivitas terhadap suara dan cahaya, serta lama rasa sakit.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa sekitar 31 persen orang mengalami sakit kepala ketika ada suara petir disertai kilat, sementara 28 persen orang mengalami migrain di kondisi yang serupa.
"Kami sangat senang dengan hasil yang didapatkan, karena ini juga penelitian pertama yang mengamati ini. Sebelumnya tak ada yang menemukan bahwa petir dan halilintar bisa menyebabkan migrain," jelas Martin, seperti dilansir oleh NBC News (24/01).
Meski begitu, duo Martin ini masih belum yakin mengenai alasan mengapa petir bisa menyebabkan sakit kepala. Kemungkinan, petir yang muncul memproduksi ozon ekstra yang kemudian bisa mempengaruhi orang yang memiliki sakit kepala.
Selain itu, pemicunya bisa juga karena petir membawa gelombang elektromagnetik yang bisa mengubah ion udara dan mempengaruhi pasien.
Sumber: merdeka.com