5 Mitos di balik tubuh wanita
Senin, 24 Desember 2012
0
komentar
Bismillahirrahmanirrahim
Banyak orang yang percaya bahwa wanita tidak bisa hamil selama masa
menstruasi mereka. Namun ternyata pernyataan itu hanya mitos belaka.
Selain masalah kehamilan dan menstruasi, sebenarnya ada beberapa mitos lain tentang wanita. Mau tahu? Simak penjelasan selengkapnya tentang mitos di balik tubuh wanita seperti yang dilansir dari Live Science berikut ini.
Selain masalah kehamilan dan menstruasi, sebenarnya ada beberapa mitos lain tentang wanita. Mau tahu? Simak penjelasan selengkapnya tentang mitos di balik tubuh wanita seperti yang dilansir dari Live Science berikut ini.
1. Dokter bisa tahu wanita masih perawan atau tidak
Meskipun menggunakan kaca pembesar pun, dokter sebenarnya
tidak bisa menentukan secara akurat apakah seorang wanita masih perawan
atau tidak. Hal itu sudah dibuktikan melalui penelitian. Sebab robeknya selaput dara bukan satu-satunya ciri bahwa wanita sudah kehilangan keperawanan.
"Beberapa orang berpikir wanita yang selaput daranya robek sudah tidak perawan, padahal belum tentu," terang Dr Rachel Vreeman dari Indiana University.
"Beberapa orang berpikir wanita yang selaput daranya robek sudah tidak perawan, padahal belum tentu," terang Dr Rachel Vreeman dari Indiana University.
2. Antibiotik melemahkan fungsi pil KB
"Banyak ahli kesehatan yang percaya akan hal ini," tutur Caroll, wakil kepala penulis penelitian dari Indiana University.
"Pil KB memang punya tingkat kegagalan satu persen dalam mencegah
kehamilan. Tetapi efeknya tidak berubah meski seorang wanita mengonsumsi
banyak antibiotik."
Namun rifampin mungkin menjadi salah satu pengecualian. Antibiotik untuk penderita tuberkulosis tersebut memang bersifat menurunkan fungsi hormon perlindungan pencegah kehamilan yang diaktifkan pil KB.
Namun rifampin mungkin menjadi salah satu pengecualian. Antibiotik untuk penderita tuberkulosis tersebut memang bersifat menurunkan fungsi hormon perlindungan pencegah kehamilan yang diaktifkan pil KB.
3. Pria dan wanita butuh jam tidur sama
Kurang tidur benar-benar tidak baik bagi kesehatan wanita.
Sebab kurang tidur membuat akan meningkatkan kadar insulin dan risiko
inflamasi bagi mereka. Hal itu dibuktikan dalam penelitian dari Duke University.
Sementara itu, penelitian lain dari University of Warwick juga menunjukkan fakta bahwa wanita yang tidur kurang dari lima jam sehari berisiko dua kali lebih besar terkena hipertensi. Sementara bagi pria, tidak ada hubungan antara kondisi kesehatan dengan jatah tidur mereka.
Sementara itu, penelitian lain dari University of Warwick juga menunjukkan fakta bahwa wanita yang tidur kurang dari lima jam sehari berisiko dua kali lebih besar terkena hipertensi. Sementara bagi pria, tidak ada hubungan antara kondisi kesehatan dengan jatah tidur mereka.
4. Menoupause mematikan gairah seksual
Perubahan usia tidak sepenuhnya mempengaruhi gairah di atas
ranjang. Sebab sebuah penelitian membuktikan bahwa kebiasaan seksual
tidak banyak berubah meski sebagian besar wanita sudah mengalami
menopause. Beberapa di antara wanita dalam penelitian tersebut bahkan
mengaku masih bercinta beberapa kali dalam sebulan.
Meskipun demikian, mungkin wanita menopause sedikit tidak nyaman jika harus bercinta dengan stamina yang tidak seaktif dulu. Menopause memang mempengaruhi suasana hati, tetapi tidak ada efek apa-apa pada gairah seksual.
Sumber: http://www.merdeka.com/sehat/5-mitos-di-balik-tubuh-wanita/wanita-tidak-bisa-hamil-saat-menstruasi.htmlMeskipun demikian, mungkin wanita menopause sedikit tidak nyaman jika harus bercinta dengan stamina yang tidak seaktif dulu. Menopause memang mempengaruhi suasana hati, tetapi tidak ada efek apa-apa pada gairah seksual.
5. Wanita tidak bisa hamil saat menstruasi
Pada masa menstruasi, wanita memang tidak sedang dalam masa
suburnya. Tetapi bukan berarti mereka tidak bisa hamil meskipun bercinta
selama masa menstruasi.
Faktanya, sperma sebenarnya bisa menunggu sel telur sampai seminggu lamanya. Sehingga pada masa menstruasi, sperma yang mampu 'bersabar' mungkin akan beruntung dan mendapat kesempatan menembus sel telur pada masa ovulasi.
Faktanya, sperma sebenarnya bisa menunggu sel telur sampai seminggu lamanya. Sehingga pada masa menstruasi, sperma yang mampu 'bersabar' mungkin akan beruntung dan mendapat kesempatan menembus sel telur pada masa ovulasi.
0 komentar:
Posting Komentar